Antara Harapan dan Duka: Perjalanan Agus dalam Mencari Cahaya Kehidupan

Agus ditemani istri saat wawancara dalam sebuah siniar ynag tayang pada Selasa (24/9/2024). (youtube.com/curhat bang denny sumargo)

Reportase Naratif

Di sebuah kafe kecil di pinggiran Jakarta, Agus (33), terpaksa menjalani hidupnya dengan pandangan yang terbatas. Sebuah insiden tragis merenggut kebebasan matanya, menghancurkan impian, dan harapannya untuk masa depan yang lebih baik.

Elmi, istri yang selalu berada di samping Agus, menghadapi tantangan berat dengan harapan dan doa. Kisah ini adalah perjalanan Agus, perantau dari Binjai, yang berusaha menemukan kembali cahaya dalam kegelapan.

Agus dan Elmi merupakan pasangan yang baru menikah selama hampir empat tahun. Mereka bekerja di sebuah kafe, menghabiskan waktu bersama dan bercita-cita membangun masa depan yang cerah.

“Kita bekerja di sebuah kafe. Saya bekerja menjadi leader di depan. Istri saya bekerja di belakang (membuat kue),” kata Agus.

Kejadian pilu yang menimpanya bermula dari masalah sepele dengan salah satu karyawan magang di tempat kerjanya, Cengkareng, Jakarta Barat. Ada dua karyawan magang yang masuk di akhir Agustus 2024. Salah satu dari mereka, Aji (18), terlibat perselisihan dengan Agus padahal baru satu minggu bekerja.

“Anaknya emang agak sedikit berani kalo dibilangin. Kalo saya bilang jangan pegang ini, tetap aja dijalanin sama dia,” ungkapnya.

Kronologi

Kala itu, ada pelanggan yang memesan makanan pada Aji. Aji lantas memberikan rekomendasi menu yang ada di kafe. Usai menunggu cukup lama, pelanggan tersebut komplain karena makanan tak kunjung datang. Ternyata makanan yang dipesan tidak dicatat oleh Aji.

Sebagai leader, Agus turun tangan menangani masalah ini. Ia mengkonfirmasi langsung kepada Aji dan mengecek data di kasir. Aji mengklaim bahwa tidak ada pesanan dari pelanggan itu. Agus menyuruh Aji meminta maaf pada pelanggan tersebut karena bagaimanapun pelanggan adalah raja.

Agus dan Aji lalu berdebat dan tak lama dilerai oleh rekan kerja yang lain. Agus pergi ke depan kafe untuk menenangkan diri. Tak disangka, Aji mendatangi Agus serta menantangnya. Agus kemudian menarik tangan Aji untuk berbicara dan mencari solusi, tapi Aji melawannya. Emosi pun semakin memuncak, tanpa sadar kata-kata kasar terucap dari mulut Agus.

“Lama-lama lu b*****t juga. Udah lu pulang aja sana! Bapak engga butuh orang kaya kamu,” ucap Agus.

Usai bersitegang, Agus masuk ke dalam kafe yang disusul oleh Aji. Konflik semakin tak terkendali tatkala Aji memukul-mukul tembok ruang kerja Agus sambil memberikan ancaman.

Penyerangan

Satu hari setelah cekcok, malam yang seharusnya romantis tiba-tiba berubah menjadi mimpi buruk. Agus pergi pulang kerja dengan istrinya menggunakan sepeda motor. Aji menyiram air keras saat Agus dan istrinya mengendarai sepeda motor. Ia memang punya firasat ada orang yang membuntutinya dan yakin itu merupakan Aji.

Rasa sakit yang menjalar di wajahnya membuatnya berteriak sangat kencang. Mata Agus terbakar, seolah dunia di sekelilingnya gelap gulita. Dia tak pernah menyangka bahwa perselisihan kecil bisa berakhir seburuk ini. Wajah tampannya berubah menjadi penuh luka bakar. Bahkan kelopak dan bola matanya sampai menempel erat.

“Kerusakan mata udah 93% atau 98% gitu kata dokter. Saya drop banget dengernya. Saya sampai mimpi untuk bisa melihat. Ketika dokter menerangkan itu, saya cuma bisa pasrah. Saya sebenarnya depresi di awal,” jelasnya sambil menangis.

Agus merasa hancur dan sangat menderita. Istrinya tetap setia mendampingi untuk kesembuhan Agus meski mereka belum dikaruniai anak. Harapannya sangat kecil untuk bisa melihat kembali. Namun, ia tetap percaya bahwa tuhan pasti akan membantu.

Setiap malam Agus terbangun ketakutan. Ia merenungkan betapa ucapannya kala itu dapat mengubah hidupnya begitu drastis. Ia sadar itu merupakan teguran dari tuhan atas perbuatannya dan harus ia syukuri.

Perasaannya campur aduk. Sakit hati karena Aji melakukan ini padanya, tetapi dia juga berusaha untuk memaafkan. Ketika Agus merenung, ia teringat bagaimana Aji berperilaku.

"Dia mungkin dendam atau sakit hati dengan ucapan saya. Tapi emang bisa mengembalikan semuanya? Enggak kan?" tanya Agus, mengingat bagaimana Aji bisa bersikap sekejam itu padanya.

Aji berhasil ditangkap polisi, tepatnya Selasa (3/9/2024) setelah istri Agus melaporkannya pada Senin (1/9/2024). Diketahui air keras yang digunakan Aji merupakan cairan asam fosfat yang banyak beredar secara online. Cairan itu sangat keras sampai tembus ke pakaian berlapis yang saat itu digunakan Agus dan istrinya.

Iktikad Baik

Suatu hari keluarga Aji datang ke rumah Agus. Mamanya dan pamannya, bahkan seseorang yang mengaku sebagai pengacara, menjanjikan tanggung jawab. Mereka berkata akan membiayai Agus sampai sembuh. Namun, janji itu hanya omong kosong belaka.

"Mereka menjanjikan akan membiayai saya, tetapi tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Saya merasa kesal karena tidak ada komunikasi setelah itu,” keluh Agus

Di Rumah Sakit Cengkareng, Agus dirawat dengan biaya dari pihak tersangka. Namun, ketika ia dirujuk ke RSCM, situasi berbalik. Beberapa hari di rumah sakit, Agus menunggu operasi. Namun, perawatan yang ia terima terasa berbeda.

Salah satu keluarga Agus datang, mereka melihat perawatan tidak sesuai dengan yang seharusnya diberikan jika membayar secara tunai. Ternyata keluarga Aji lepas tangan membiayai pengobatan Agus. Mereka justru menggunakan KTP Agus dan istrinya lalu memanfaatkan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang dimiliki keduanya.

Rasa sakit dan kesedihan kembali melanda Agus. Ia merasa dikhianati. Apalagi, dokter mengungkapkan harapan untuk sembuh sangatlah kecil. Apabila operasi, setelahnya Agus hanya bisa meliat bayangan dan cahaya serta penglihatan yang lebih buram dari sebelumnya. Di balik semua kesedihan itu, Agus tetap berpegang pada harapan bahwa nantinya akan ada oang baik atau mukjizat yang menyembuhkannya.

Bantuan

Di tengah kesulitan, Agus bersyukur masih ada orang-orang baik yang membantunya. Penderitaan Agus akhirnya sedikit teratasi. Salah satu keluarganya menghubungi youtuber bernama Novi dan menggalang donasi. Novi lalu menghubungkan Agus dengan Denny Sumargo. Melalui siaran Youtube-nya, Denny berhasil mengumpulkan donasi sebanyak ± Rp1,5 miliar untuk pengobatan Agus.

Agus menekankan pentingnya menjaga lisan dan tidak menyakiti orang lain. Ia mengingkatkan para orang tua agar memantau anak-anak mereka untuk menjaga lisan.

“Jaga lisan kita. Jangan sampai lisan kita menyakiti orang lain dan terjadi pada anak Ibu/Bapak. Sebagai contohnya saya karena tidak bisa menjaga lisan saat itu,” tutup Agus.

Kamu Harus Tahu

Kamu Harus Tahu adalah media berita digital yang lahir dengan semangat untuk memberikan informasi yang akurat, terpercaya, dan relevan kepada masyarakat luas. Kami percaya bahwa pengetahuan adalah kekuatan, dan dengan menyebarkan berita serta informasi yang berkualitas, kami dapat berkontribusi pada masyarakat yang lebih cerdas dan kritis.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama